Monday, December 15, 2008

Semenit bersama barki

soundtrack: Bad Day by James Blunt

One day di cairo university, life goes on as usual. Nothing weird happened. Kalo gua bilang weird, yang jelas 'weird'nya orang normal. Hari itu ga ada meteorite jatuh deket deket situ, ga ada kambing makan kabel, ga ada sirkus in town. Pokonya bener bener hari normal yang once again happened. Gua satu satunya yang mungkin ga normal secara mental, nyoba untuk membaur dengan kehidupan kampus yang super sibuk. Dateng ke kelas pagi pagi tanpa mandi cuma gosok gigi. Silakan bayangin muka gua (masih mirip Brad Pitt ko), hehe. Anyway penting ga sih gua mandi apa ga? (not really) yang penting itu kan, what happened that day..

Eight AM's class in the morning. Gua bangun jam stengah delapan. Ga ada waktu buat mandi segala macem, gua cuma sempet sikat gigi tapi ga pake odol, cuci muka sabunnya kelupaan, trus get dressed (kalo ini gada yang lupa). Hari itu gua ada quiz dan gua nekat dateng telat. Temen satu asrama gua dateng ngejemput, tapi liat gua belom siap dia mulai panic kita bakal telat dateng ke kampus. Ah btw gua tinggal di asrama para pembaca -mulai deh ga penting. Okay, jam delapan pagi gua masi fitting baju mana yang harus gua pake. Temen gua, yang notabene bukan orang sini alias orang luar negri juga, udah mulai kawatir ga bisa ngerjain exam. Dia sibuk aja komat kamit baca catetan sambil ngomel ngomel ga jelas depan kamar gua. Gua cuek bebek. Bebek aja bisa cuek masa gua engga…

Kira kira lima menit kemudian waktu Kairo1, gua bilang ama temen gua ini biar agak santai dikit.

Gua: "eyo man, chill!! We still have time rite? Hehehe…"

Temen: "damn you! Im gonna be dead for sure. And if im goin to hell, u're comin wit me!!"

Mukanya pucet, bibirnya biru, rambutnya berantakan. Pokonya dia stress berat nungguin gua telat lima menit doang. Well next thing kira racing ke kampus, nekat sprint marathon supaya ga telat. Hamper 400m jarak asrama-kampus gua ditempuh dalam waktu 1,5 menit. Dandanan gua yang jelas ancur. Ngos ngosan masuk ke auditorium tempat ujian, semua anak udah rapih ngumpul disana. Gua liat beberapa temen sekelas gua yang merhatiin gua baru masuk, kasih sinyal ke dosen. Alhasil ide jenius gua, niru iklan mentos, jalan mundur ketauan sebelum gua cobain. Untuk sekedar informasi saja, format tempat duduk ujian kali itu kaya gini, sayap kanan akan di duduki oleh para mahasiswa grup A. Tengah atau center di kuasai oleh grup B dan sayap kiri grup C.

Dosen: "enta fi magmu' eih?" (eh, lu di grup mana2?)

Gua: "A, sir!"

Dia langsung nunjuk ke arah spesifik dimana gua harus duduk. Setengah jalan gua baru sadar kalo gua grup B bukan grup A.

Gua: "Um sir, im in the group B!"

Dosen: "ealah nak, kelas sendiri ko ndak tau.. untung koe ndak lupa kuliah dimana!!"3

Satu auditorium cekikikan liat gua. Gua stay (baca: sok) cool. Jalan santai ke tempat yang bener. Duduk. Mulai liat soal. Semenit, dua menit, lima menit, stengah jam, gua bengong ga bernyawa. Gua ga ngerti apa apa...

Hari itu, gua baru tau kalo dunia ini kejem…


Nb: lalu mana si Barki? siapa Barki? Dan apa hubungan judul dengan ceritanya. Emang ga ada haha.. got cha!

  1. Lima menit waktu kairo kira kira 300 detik waktu Indonesia. 2)kira kira seperti itu lah dosen gaul. 3)tentu saja dengan bahasa arab yang dengan pedenya gua kaprah seperti itu..

Saturday, December 13, 2008

3

soundtrack: Tanz der Zuckerfree by London Festival Orchestra


Seorang gadis sedang terisak di bawah pohon. Gadis itu tetap menunduk, terdiam sesaat dan terus terisak. "Gadis yang malang." Pikirku. Ku sentuh pundaknya, dia tak bergeming. Aku membungkuk mencoba menerka apa yang sedang ia tangisi. Tangannya mendekap kedua lututnya yang terlipat, dadanya terhimpit oleh pahanya. Kusentuh sekali lagi bahunya, lalu kuraih wajahnya. Alangkah kagetnya aku saat melihat gadis itu tidak mempunyai mata. Hanya ada ruang kosong di antara kening dan hidung nya. Kulit yang putih pucat dan polos.

Aku terperanjat. Seketika bangun. Dia tetap terisak dan tak menggubrisku. Dan kembali menunduk..

ali ini dia tertawa. Tertawa kecil dan lucu. Terdengar sedikit suara bahagia yang murni. Lalu terdengar mulai keras. Mulai keras dan keras. Aku menutup kuping. Tapi tawa itu terdengar jelas sekali. Aku kembali membungkuk. Kali ini mengguncangkan bahunya dengan kedua tanganku. Dia tetap tertawa, dan sekilas terlihat wajahnya. Seketika aku lepas bahunya.. ada yang aneh di wajahnya.. kini tak ada mulut.. tak ada sepasang bibir mungil yang kulihat tadi. Yang ada hanyalah sepasang mata indah coklat menawan. Bulat dan jernih… melihat ku langsung tanpa perantara. Seakan menusuk jantung..


Aku jatuh terduduk. Hanya bisa menutup telinga dan mata. Berharap itu semua akan hilang dalam sekejap… tapi tawa itu tetap terdengar, isakan itu kembali muncul. Bayangan wajah gadis itu tetap saja terbayang. Aku. Aku hanya bisa diam, air mata berlinang dari mataku..


Dan sesaat aku tersesat di alam bawah sadarku…


its three o'clock in the morning…